Anak adalah buah hati dan belahan jiwa kita yang kehadirannya menjadi dambaan kita. Sebagai orang tua, pastilah memberikan harapan-harapan kita kepada sang buah hati. Untuk menyambut buah hati, Islam menganjurkan kita menyelenggarakan aqiqah. Bukankah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,” Anak itu tergadai dengan aqiqahnya.”
Anak adalah buah hati dan belahan jiwa kita yang kehadirannya menjadi dambaan kita. Sebagai orang tua, pastilah memberikan harapan-harapan kita kepada sang buah hati. Untuk menyambut buah hati, Islam menganjurkan kita menyelenggarakan aqiqah. Bukankah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,” Anak itu tergadai dengan aqiqahnya.”
Alangkah indahnya andaikata sejak kehadirannya ia senantiasa dinaungi oleh amalan-amalan sunnah dan ibadah kepada Rabb-nya dengan doa yang mengiringi kehadirannya.
Maka sebuah tuntunan aqiqah menjadi penting bagi kita sehingga pelaksanaan ibadah ini tidak menyelisishi syari’at dan diridhoi Allah.
Hal-hal lain yang disyari’atkan di saat anak dilahirkan:
1. Disyari’atkan memberi nama anak yang lahir dengan nama yang pada hari yang ketujuh sebagaimana hadits di atas atau pada saat dilahirkan langsung karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah menamai putranya yang baru lahir dengan nama Ibrahim, beliau berkata: “Tadi malam telah dilahirkan anak laki-laki bagiku, maka saya menamainya dengan nama bapakku Ibrahim.” (HR Muslim)
2. Mencukur (menggundul) semua rambutnya tanpa tersisa, berdasarkan hadits di atas, bukan sebagiannya saja. Dan bersedekah perak seberat rambut yang digundul itu, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam kepada Fathimah Shallallaahu alaihi wa Sallam tatkala Hasan dilahirkan, “Gundulilah rambutnya, dan bersedekahlah dengan perak seberat rambut itu kepada orang-orang miskin.” (HR Ahmad dan dihasan-kan oleh Al Albaniy dalam Irwaul Ghalil 4/403)20. Dan kalau tidak ada perak bisa emas yang senilai atau uang.
3. Mentahnik dengan kurma bila ada (yaitu meletakan kurma pada rongga mulut bagian atas si bayi seraya mengoles-olesnya), berdasarkan hadits Al Bukhari dan Muslim, dan sebaiknya yang melakukan adalah orang yang shalih.
4. Adzan pada telinga bayi yang baru lahir, Abu Rafii’ Radhiallaahu anhu berkata: Saya melihat Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam melakukan adzan seperti (adzan) shalat pada telinga Hasan tatkala dilahirkan oleh Fathimah radhiyallahu ‘anha. (HR Ahmad dan yang lainnya dan dishahihkan oleh At Tirmidzi dan dihasankan oleh Al Albaniy dalam Irwaul Ghalil 4/400 karena ada syahid dari hadits Ibnu Abbas).
5. Mengolesi kepalanya si bayi dengan minyak wangi sebagai pengganti apa yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyyah yang mengolesi kepala bayi dengan darah hewan aqiqah, kebiasaan mereka ini tidak benar sehingga Islam meluruskannya dengan mengoleskan minyak wangi dikepalanya, sebagaimana dalam hadits Buraidah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan yang lainnya dan dishahihkan oleh Al Albaniy.(Aman Abdurrahman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar